Rainbow Pinwheel Pointer

selamat datang

Selasa, 02 Juni 2015

EKSTRAKSI

2.1 DEFINISI EKSTRAKSI
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Prinsip dasar ekstraksi ialah pemisahan suatu zat berdasarkan perbandingan distribusi zat yang terlarut (solut) dalam dua pelarut (fasa cair) yang tidak saling bercampur/melarutkan, dinyatakan dalam hukum distribusi (atau partisi) Nernst.  Perbandingan distribusi ini disebut koefisien distribusi (K).
Hk Distribusi atau Partis (Walter Nernst,1891) : Menyatakan hubungan zat terlarut yang terdistribusi diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur. “Bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka pada keadaan setimbang perbandingan konsentrasi solut berharga tetap pada suatu temperatur yang konstan ” .
Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah menembus kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan konsentrasi larutan dengan larutan di luar bahan (Sudjadi, 1988). Pelarut yang digunakan dapat berupa pelarut organic atau anorganik. Jika zat organic yang akan dihasilkan maka pelarut yang digunakan juga zat organic begitu pula sebaliknya untuk anorganik. Apabila pemilihan pelarut tidak sesuai maka hasil yang diperoleh sedikit atau bahkan tidak diperoleh sama sekali karena pelarutnya tidak tepat.


Proses ekstraksi dapat berlangsung pada:
·         Ekstraksi parfum, untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi.
·         Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala industri.
·         Leaching, adalah proses pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu senyawa kimia dari matriks padatan ke dalam cairan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi yaitu :
1.Ukuran Bahan
Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahansehingga mempercepat penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak danmempercepat waktu ekstraksi. Sebenarnya semakin kecil ukuran bahan semakin luas pula permukaan bahan sehingga semakin banyak oleoresinyang dapat diekstrak. Tetapi ukuran bahan yang terlalu kecil juga menyebabkan banyak minyak volatile yang menguap selama penghancuran.
 2. Suhu Ekstraksi
Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi padaekstraksi oleoresin hal ini dapat meningkatkan beberapa komponen yang terdapatdalam rempah akan mengalami kerusakan
 3.Pelarut
Jenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting dalam ekstraksioleoresin. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : daya melarutkan oleoresin, titik didih, toksisitas (daya atau sifat racun), mudah tidaknya terbakar dan sifatkorosif. Dalam pemilihan pelarut harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya adalah pemilihan pelarut pada umumnyadipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

1.      Selektifitas Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukankomponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
2.      Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).
3.      Kemampuan untuk tidak saling bercampur Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh atau hanya secara terbatas larutdalam bahan ekstraksi.
4.      Kerapatan Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaankerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi.
5.      Reaktifitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi.
6.      Titik didih Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu tidak  boleh terlalu dekat.
2.2 TUJUAN EKSTRAKSI
Untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengankebutuhanpemakai.
2.Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia tertentu.
3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi penggunaan obat tradisional.
4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun. Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antarakonsentrasi cairan zat aktif didalam dan di luar sel.
2.3 JENIS-JENIS EKSTRAKSI
Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas. Jenis-jenis ekstraksi tersebut sebagai berikut:



1.Ekstraksi secara dingin
·         Maserasi, merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin (Sudjadi, 1988).
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :
·         Modifikasi maserasi melingkar
·         Modifikasi maserasi digesti
·         Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat
·         Modifikasi remaserasi
·         Modifikasi dengan mesin pengaduk (Sudjadi, 1988).

·         Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon (Sudjadi, 1988).
Keuntungan metode ini adalah :
·         -Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.
·         -Digunakan pelarut yang lebih sedikit
·         -Pemanasannya dapat diatur (Sudjadi, 1988).



Kerugian dari metode ini :
·         Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
·         Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
·         Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif (Sudjadi, 1988).
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan : diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah (Sudjadi, 1988).
·         Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien (Sutriani,L . 2008).
2. Ekstraksi secara panas
·         Metode refluks
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.
Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator (Sutriani,L . 2008).
·         Metode destilasi uap
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal (Sutriani,L . 2008).
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya melarutkanyang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya (Sutriani,L . 2008).
Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh:
·         Selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan.
·         Kelarutan, pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar.
·         Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair, pelarut tidak boleh larut dalam bahan ekstraksi.
·         Kerapatan, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dengan bahan ekstraksi.
·         Reaktivitas, pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen bahan ekstraksi.
·         Titik didih, titik didh kedua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak dan pelarut dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi.
·         Kriteria lain, sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak mudah terbakar, tidak eksplosif bila bercampur udara, tidak korosif, buaka emulsifier, viskositas rendah dan stabil secara kimia dan fisik (Sutriani,L . 2008).
·         Metode Rotavapor
      Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung.
EKSTRAKSI BERDASARKAN CAMPURANNYA :
·         Ekstraksi Cair-cair
Ekstraksi cair(ekstraksi pelarut) adalah zat yang di ekstraksi di dalam csmpuran berbentuk cair yang di gunakan untuk memeisahkan zat seperti iod atau logam tertentu di dalam ait.
·         Ekstraksi Padat-Cair
Ekstraksi padat cair adalah zat yang diekstraksi di dalam campuran yang berbentuk padat. digunakan untuk mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung dalam bahan alam.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGUNTUNGKAN DARI EKSTRAKSI :

o   Kekuatan basa dari gugus penyempit (pengelat). kestabilann kompleks sepit yang terbentuk oleh suatu ion logam tertentu, umumnya bertambah dengan bertambahnya kekuatan basa zat penyempit sepeti di ukur dari nilai pK -nya.
o   Sifat dari atom donor(penyumbang)dalam zat penyempit. ligan-ligan yang mengandung atom-atom dari jenis basa lunak,membentuk kompleks-kompleks mereka yang paling stabil dengan ion-ion logam dari grup klas(b) yang relatif sedikit itu, (yaitu:asam-asam lunak), maka merupakan reagensia yang lebih selektif.
o   Ukuran cincin. cincin sepit-terkonjugasi yang beranggota-lima atau eman, adalah yang paling stabil, karena zatini mempunyai regangangan yang minimum. gugus fungsional dari ligan harus terletak sedemikian sehingga mereka memungkinkan terbentuknya sebuah cincin yang stabil.
o   Efek resonansi dan sterik. kestabialn stuktur sepit meninggkat oleh sumbangan berupa struktur-stuktur resonansi pada cincin sepit itu.
2.4 APLIKASI EKSTRAKSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Ekstraksi dapat diaplikasikan sebagai berikut :
a.       ekstraksi xanthone dari kulit buah manggis dan diaplikasikan dalam bentuk sirup
b.      ekstraksi kafein dari daun teh
c.       pewarna alami dari bunga mawar
2.5 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN PADA PROSES EKSTRAKSI
1. corong pisah
 2.      Soxhlet Extractor
 3.     Neraca digital
 4.     Erlenmeyer 250 ml
 5.     Gelas kimia 300 ml
 6.     Gelas ukur 50 ml

   
7.     Statif dan klem
8.     CoronG
9.               Mortar dan lumpang
10.          Botol vial
11.          Pipet tetes
12.          Botol semprot

13.          spatula

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3. Kemudian Tambahkan Gadget dan pilih HTML/JavaScript, lalu simpan kode dibawah ini